Jumat, 05 September 2008

Umat Islam yang Aneh dan Lucu

Agama Islam boleh jadi sebagai agama terbanyak penganutnya. Akan tetapi sayangnya umat Islam di Indonesia hanya menang dalam hal kwantitas atau jumlah dan minim dalam hal kwalitas atau mutu. Seharusnya dengan jumlah yang besar seperti ini, umat Islam harusnya mempunyai kekuatan untuk membuat suatu perubahan bagi kemajuan negara.

Tapi sayangnya banyak kita lihat umat Islam hanya jadi penonton bukan sebagai pemain dalam pembangunan negeri kita Indonesia tercinta. Umat Islam di Indonesia lebih suka berpecah - belah daripada bersatu - padu. Banyak kita lihat karena hal - hal yang sepele bahkan hal - hal yang bersifat khilafiyah umat Islam berpecah - belah. Hanya karena tidak bisa jadi "Penguasa Tunggal" Masjid atau Musshollah, maka akan terbentuk Masjid atau Musshollah baru.

Lain lagi dalam hal penetapan penggalan dalam bulan Hijriyah. Semua umat Islam tahu bulan pertama dalam kalender Hijriyah adalah bulan Muharram lalu Safar, Rabi'ul Awal, Rabi'ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqaedah, dan Dzulhijjah.

Untuk penetapan tanggal 1 Muharram, sepertinya semua umat Islam setuju saja apa yang telah ditetapkan di kalender Masehi. Demikian juga penetapan 12 Rabi'ul Awal dan 27 Rajab. Akan tetapi lain halnya dengan penetapan tanggal 1 Ramadhan, disinilah sering terjadi silang pendapat antara umat Islam baik yang ahli hisab dengan ahli ruhkyat yang pada ujung - ujungnya terjadi perbedaan permulaan puasa. Apakah ini tidak aneh dan lucu namanya.

Kita tidak bisa mengatakan perbedaan pendapat dalam menentukan awal Ramadhan sebagai suatu hikmah akan tetapi hal ini menunjukan jika umat Islam di Indonesia sulit untuk sepaham. Kita juga tahu jika alam semesta ini bersifat dinamis, akan tetapi jika di awal tahun Hijriyah yakni pada bukan Muharram sudah ada dilakukan penghitungan hari, mungkin perbedaan ini dapat dihindari.

Lain lagi nanti sewaktu penetapan tanggal 1 Syawal, hal ini sudah sering terjadi di negeri kita ini dimana penetapan 1 Syawal bisa berbeda antara kelompok kaum muslimin sendiri. Seperti pada tahun 1428 H yang lalu ada yang lebaran hari Kamis, ada yang hari Jum'at dan bahkan ada juga yang lebaran pada hari Rabu.

Kita semua tahu berpuasa pada tanggal 1 Syawal hukumnya haram, apakah berbedaan ini bisa kita katakan sebagai suatu hikmah ? Terus terang bagi masyarakat awam seperti kita sulit untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah sehingga siapa kira - kira yang akan diminta pertangung jawaban kelak di Yaumil Masyhar atas dosa - dosa umat Islam yang berpuasa pada tanggal 1 Syawal ?

Berbedaan lagi nanti terlihat pada penetapan tanggal 10 Dzulhijjah. Inilah tanggal - tanggal yang sering terjadi silang pendapat antara umat Islam sendiri dan silang pendapat ini tanpa disadari oleh umat Islam sendiri sering menjadi bahan tertawaan dan cemooh dari umat agama lain. Mau sampai kapan umat Islam senang berpecah - belah seperti ini ?

Jika saja umat Islam mau bersatu, jika saja jemaah sholat Subuh sama banyaknya dengan jemaah Sholat Jum'at, Insya Allah tidak ada satu kekuatan di muka bumi ini yang bisa mengalahkan umat Islam selain kekuatan Allah semata. Bahkan kaum Yahudi dan negara Israel bisa dihapus dari peta bumi oleh umat Islam seperti harapan presiden Iran Ahmadi Nejad. Sudah cukup kekacauan di muka bumi ini akibat ulah kaum Yahudi dan sudah saatnya umat Islam bangkit bersatu padu untuk mengalahkan kekuatan Yahudi.

Tapi satu hal yang sangat disayangkan, yakni aliran Ahmadiyah di tanggapi berbagai sikap oleh umat Islam. Ada yang meng-anggap Ahmadiyah adalah sebuah perbedaan khilafiyah dan ada juga yang meng-anggap Ahmadiyah dalah bentuk dari penghujatan agama Islam. Dilain sisi pemerintah Indonesia sangat lemah dalam menghadapi Ahmadiyah, ada apa geranganya ??? Apakah para pemimpin negara ini ada yang penganut aliran Ahmadiyah ?? Bahkan yang lebih sedih lagi ada seorang yang bertitel Kiyai Haji berani mengatakan kalau Al Qur;an Nur Karrim adalah kitab yang paling porno di dunia dan dia juga mendukung aliran Ahmadiyah untuk tumbuh kembang di negara Indonesia. Asal tahu saja, untuk orang seperti ini darahnya halal.

Jika Organisasi Muhammadiyah sepertinya tahun ini melakukan penetapan tanggal yang sama untuk tanggal 1 Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah dengan tanggal yang telah ditetapkan pemerintah, kita lihat saja apa ada umat Islam yang membuat penggalan yang berbeda. Alangkah baiknya jika persamaan ini terus terjadi dan Insya Allah bisa mempersatukan seluruh ummat Islam di Indonesia dan kelak persatuan tersebut akan menjadi sebuah kekuatan yang maha besar sehingga ummat Islam tidak bisa lagi dipandang rendah oleh ummat agama lain. Sudah cukup ummat Islam sebagai penerima derma dari ummat agama lain sudah saatnya ummat Islam mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Insya Allah .... Allah hu Akbar ...... Allah hu Akbar....Amin.... Amin... Ya Robbal Alamin.

Medan, 5 Ramadhan 1429 H